Blog

sdds

Mengenai Saya

Foto saya
Yogyakarta, Jawa Tengah, Indonesia
"Writing is better to let the world get to know you, the spirit to a good start: D" FB : Hendrik Panthron Pangarso Mursid Twitter : @GarsoMurs

FANBOOK

Pengikut

Map Views

popularity

My Popularity (by popuri.us)

Small text message

Sejarah : Sumpah Pemuda

Kamis, 28 Oktober 2010 - - 0 Comments

Sumpah Pemuda merupakan bukti
otentik bahwa pada tanggal 28 oktober
1928 Bangsa Indonesia dilahirkan, oleh
karena itu seharusnya seluruh rakyat
Indonesia memperingati momentum 28
oktober sebagai hari lahirnya bangsa
Indonesia, proses kelahiran Bangsa
Indonesia ini merupakan buah dari
perjuangan rakyat yang selama ratusan
tahun tertindas dibawah kekuasaan
kaum kolonialis pada saat itu, kondisi
ketertindasan inilah yang kemudia
mendorong para pemuda pada saat itu
untuk membulatkan tekad demi
Mengangkat Harkat dan Martabat Hidup
Orang Indonesia Asli, tekad inilah yang
menjadi komitmen perjuangan rakyat
Indonesia hingga berhasil mencapai
kemerdekaannya 17 tahun kemudian
yaitu pada 17 Agustus 1945.
Rumusan Sumpah Pemuda ditulis
Moehammad Yamin pada sebuah kertas
ketika Mr. Sunario, sebagai utusan
kepanduan tengah berpidato pada sesi
terakhir kongres. Sumpah tersebut
awalnya dibacakan oleh Soegondo dan
kemudian dijelaskan panjang-lebar oleh
Yamin.[1]
Isi
Sumpah Pemuda versi orisinal[2]:
Pertama
Kami poetera dan poeteri Indonesia,
mengakoe bertoempah darah jang
satoe, tanah Indonesia.
Kedoea
Kami poetera dan poeteri Indonesia,
mengakoe berbangsa jang satoe,
bangsa Indonesia.
Ketiga
Kami poetera dan poeteri Indonesia,
mendjoendjoeng bahasa persatoean,
bahasa Indonesia.
Sumpah Pemuda versi Ejaan Yang
Disempurnakan:
Pertama
Kami putra dan putri Indonesia,
mengaku bertumpah darah yang
satu, tanah air Indonesia.
Kedua
Kami putra dan putri Indonesia,
mengaku berbangsa yang satu,
bangsa Indonesia.
Ketiga
Kami putra dan putri Indonesia,
menjunjung bahasa persatuan,
bahasa Indonesia.
Kongres Pemuda Indonesia
Artikel utama untuk bagian ini adalah:
Kongres Pemuda
Kongres Pemuda Indonesia Kedua
Gagasan penyelenggaraan Kongres
Pemuda Kedua berasal dari
Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia
(PPPI), sebuah organisasi pemuda yang
beranggota pelajar dari seluruh
Indonesia. Atas inisiatif PPPI, kongres
dilaksanakan di tiga gedung yang
berbeda dan dibagi dalam tiga kali
rapat.
Rapat pertama, Sabtu, 27 Oktober 1928,
di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond
(KJB), Waterlooplein (sekarang
Lapangan Banteng). Dalam
sambutannya, ketua PPPI Sugondo
Djojopuspito berharap kongres ini dapat
memperkuat semangat persatuan dalam
sanubari para pemuda. Acara
dilanjutkan dengan uraian Moehammad
Yamin tentang arti dan hubungan
persatuan dengan pemuda. Menurutnya,
ada lima faktor yang bisa memperkuat
persatuan Indonesia yaitu sejarah,
bahasa, hukum adat, pendidikan, dan
kemauan
Rapat kedua, Minggu, 28 Oktober 1928,
di Gedung Oost-Java Bioscoop,
membahas masalah pendidikan. Kedua
pembicara, Poernomowoelan dan
Sarmidi Mangoensarkoro, berpendapat
bahwa anak harus mendapat pendidikan
kebangsaan, harus pula ada
keseimbangan antara pendidikan di
sekolah dan di rumah. Anak juga harus
dididik secara demokratis.
Pada rapat penutup, di gedung
Indonesische Clubgebouw di Jalan
Kramat Raya 106, Sunario menjelaskan
pentingnya nasionalisme dan demokrasi
selain gerakan kepanduan. Sedangkan
Ramelan mengemukakan, gerakan
kepanduan tidak bisa dipisahkan dari
pergerakan nasional. Gerakan
kepanduan sejak dini mendidik anak-
anak disiplin dan mandiri, hal-hal yang
dibutuhkan dalam perjuangan.
Sebelum kongres ditutup
diperdengarkan lagu " Indonesia Raya"
karya Wage Rudolf Supratman yang
dimainkan dengan biola saja tanpa syair,
atas saran Sugondo kepada Supratman.
Lagu tersebut disambut dengan sangat
meriah oleh peserta kongres. Kongres
ditutup dengan mengumumkan rumusan
hasil kongres. Oleh para pemuda yang
hadir, rumusan itu diucapkan sebagai
Sumpah Setia.
Peserta
Para peserta Kongres Pemuda II ini
berasal dari berbagai wakil organisasi
pemuda yang ada pada waktu itu,
seperti Jong Java, Jong Ambon, Jong
Celebes, Jong Batak, Jong Sumatranen
Bond, Jong Islamieten Bond, Sekar
Rukun, PPPI, Pemuda Kaum Betawi, dll.
Di antara mereka hadir pula beberapa
orang pemuda Tionghoa sebagai
pengamat, yaitu Oey Kay Siang, John
Lauw Tjoan Hok dan Tjio Djien Kwie
namun sampai saat ini tidak diketahui
latar belakang organisasi yang
mengutus mereka. Sementara Kwee
Thiam Hiong hadir sebagai seorang wakil
dari Jong Sumatranen Bond. Diprakarsai
oleh AR Baswedan pemuda keturunan
arab di Indonesia mengadakan kongres
di Semarang dan mengumandangkan
Sumpah Pemuda Keturunan Arab.
Gedung
Artikel utama untuk bagian ini adalah:
Museum Sumpah Pemuda
Bangunan di Jalan Kramat Raya 106,
tempat dibacakannya Sumpah Pemuda,
adalah sebuah rumah pondokan untuk
pelajar dan mahasiswa milik Sie Kok
Liong [3].
Gedung Kramat 106 sempat dipugar
Pemda DKI Jakarta 3 April-20 Mei 1973
dan diresmikan Gubernur DKI Jakarta,
Ali Sadikin, pada 20 Mei 1973 sebagai
Gedung Sumpah Pemuda. Gedung ini
kembali diresmikan oleh Presiden
Soeharto pada 20 Mei 1974. Dalam
perjalanan sejarah, Gedung Sumpah
Pemuda pernah dikelola Pemda DKI
Jakarta, dan saat ini dikelola Kementrian
Kebudayaan dan Pariwisata.

Source:wikipedia

This entry was posted on 23.11 and is filed under Sejarah . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

0 komentar: